Minggu, 27 Maret 2011

cinta kebersihan


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Dalam kehidupan makhluk bernyawa kebersihan merupakan salah pokok dalam memelihara kelangsungan eksistensinya, sehingga tidak ada satupun makhluk kecuali berusaha untuk membersihkan dirinya, walaupun makhluk tersebut dinilai kotor. Pembersihan diri tersebut, secara fisik misalnya, ada yang menggunakan air, tanah, air dan tanah. Bagi manusia membersihkan diri tersebut dengan tanah dan air tidak cukup, tetapi ditambah dengan menggunakan dedaunan pewangi, malahan pada zaman modern sekarang menggunakan sabun mandi, bahkan untuk pembersih wajah ada sabun khusus dan lain sebagainya. Pada manusia konsep kebersihan, bukan hanya secara fisik, tetapi juga psikhis, sehingga dikenal istilah kebersihan jiwa, kebersihan hati, kebersihan spiritual dan lain sebagaianya.
Agama dan ajaran Islam menaruh perhatian amat tinggi pada kebersihan, baik lahiriah fisik maupun batiniyah psikis. Kebersihan lahiriyah itu tidak dapat dipisahkan dengan kebersihan batiniyah. Oleh karena itu, ketika seorang Muslim melaksanakan ibadah tertentu harus membersihkan terlebih dahulu aspek lahiriyahnya. Ajaran Islam yang memiliki aspek akidah, ibadah, muamalah, dan akhlak ada kaitan dengan seluruh kebersihan ini. Hal ini terdapat dalam tata cara ibadah secara keseluruhan. Orang yang mau shalat misalnya, diwajibkan bersih fisik dan psikhisnya. Secara fisik badan, pakaian, dan tempat salat harus bersih, bahkan suci. Secara psikhis atau akidah harus suci juga dari perbuatan syirik.



BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebersihan
Apakah kebersihan itu? Secara singkat kebersihan dapat diartikan sebagai sesuatu keadaan yang terbebas dari segala noda dan kotoran, baik yang tampak oleh mata maupun tidak. menjaga kebersihan harus meliputi dua aspek, kebersihan lahir dan kebersihan bathin. Kebersihan lahir meliputi badan, pakaian, tempat tinggal dan lingkungan hidup. Sedangkan kebersihan bathin meliputi usaha untuk menghindarkan bathin kita dari sifat-sifat tercela yang bisa mengotorinya, antara lain : dengki, serakah, sombong, angkuh dan sebagainya.
Adapun Kebersihan Dalam Islam, kebersihan adalah bersifat global atau luas. Artinya kebersihan itu meliputi semua aspek dalam Islam. Barangsiapa benar-benar dapat mengamalkan kebersihan yang global secara Islam ini maka oleh Allah mereka dijanjikan kemenangan baik di dunia terlebih lagi di akhirat.
B. Kebersihan menurut Islam
Kebersihan menurut islam paling tidak ada 8 peringkat, yaitu :
1. Kebersihan I’tiqad atau Akidah.
Kebersihan dalam aspek ini adalah yang paling utama, yaitu kebersihan aqidah dari syirik atau kekufuran. Jangan sampai aqidah kita tidak bersih, baik kepada Zat Allah, Sifat Allah, maupun perbuatan-Nya. Seringkali kita terjebak secara tidak sadar dalam hal-hal kecil, dimana jika tidak kita pahami secara i’tiqad maka hal-hal kecil itu dapat menjerumuskna kita kepada syirik khafi ( halus ). Misalnya kita sering mengatakan, secara tidak sadar : “ Ijazah inilah yang akan mengubah nasibmu”, “Obat ini yang telah menyembuhkan sakitku selama ini”, “Dokter telah memvonis bahwa hidupnya tinggal 6 bulan lagi”, “Air minum ini dapat menghilangkan hausmu”, ”Andaikan semalam mereka tidak lewat puncak, pasti mereka tidak akan mengalami kecelakaan maut itu”
Atau kita sering bimbang dengan rizki kita, padahal selama kita masih hidup Allah telah menjamin rizki kita. Atau kita tidak yakin dengan ketentuan Allah, kita tidak redha dengan apa yang Allah telah tentukan kepada kita.
2 .Bersih dari sifat Mazmumah ( sifat jahat dalam hati )
Mazmumah ada 2 jenis yaitu mazmumah atau sifat tercela terhadap Allah dan mazmumah terhadap sesama manusia, yaitu
Antara penyakit hati (mazmumah ) terhadap Allah adalah :
Lalai dari mengingat Allah,Tidak yakin dengan Allah,Tidak ikhlas dengan Allah,Tidak takut pada ancaman Allah,Tidak harap pada rahmat Allah,Tidak redha akan takdir Allah,Tidak puas dengan pemberian Allah,Tidak sabar atas ujian Allah, Tidak bersyukur atas nikmat Allah,Tidak terasa diawasi Allah,Tidak terasa kehebatan Allah,Tidak rindu dan cinta dengan Allah,Tidak tawakal pada Allah,Tidak rindu pada syurga dan tidak takut neraka,Gila dunia, membuang waktu dengan sia-sia,Penakut (takut pada selain Allah),Ujub,Riya’,Gila pujian dan kemasyhuran
Sedangkan mazmumah terhadap sesama manusia diantaranya, adalah :
Benci membenci,Rasa gembira kalau dia mendapat celaka dan rasa sedih kalau dia berhasil,Medoakan kejatuhannya,Tidak mahu minta maaf dan tidak memaafkan kesalahannya,Hasad dengki,Dendam,Bakhil,Buruk sangka,Tidak berlapang dada,Tidak tenggang rasa,Tidak tolong-menolong,Tamak,Degil dan keras hati,Mementingkan diri sendiri,Sombong,
3. Bersih dari hawa Nafsu yang jahat.
Kita mesti bersih dari nafsu yang jahat, sebab nafsu itu kalau kita ikuti, maka Allah akan menganggap kita bertuhankan nafsu. Tuhan berfirman, “Tidakkah engkau melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhan?.” di firman yang lain Allah menyebutkan “ sejahat-jahat manusia adalah yang menuruti kehendak hawa nafsunya” .Nafsu adalah kehendak dalam diri manusia yang Allah ciptakan berupa fitrah, baik itu kehendak yang sesuai dengan syariat atau yang bertentangan dengan syariat. Kewajiban kita adalah membersihkan dan mendidik nafsu dari hal-hal yang melanggar syariat dengan cara melawan nafsu ( mujahadatun nafsi ) yang jahat diiringi dengan menyuburkan kehendak-kehendak yang sesuai dengan kehendak yang Allah redhai
4. Perkara yang lahiriah juga mesti terbebas atau bersih dari hal-hal yang makruh terlebih lagi yang haram.Yaitu kebersihan makanan, minuman, tempat tinggal, pakaian, rumah, kamar mandi, dsb
5. Kebersihan pergaulan dari terlibat pergaulan yang makruh atapun haram, bergaul bebas tanpa ada batasan syariat dsb.
6. Bersih di sudut ibadah,
misalnya bersih dari 3 jenis najis,bersih dari najis aini dan najis hukmi. Wajib bersih juga dari hadas besar dan hadas kecil, dari hal-hal yang menjijikan seperti kotoran hidung, kotoran mata, kotoran telinga. Begitu juga bersih dari perkara-perkara belepotan. Hidarkan sholat dengan pakaian yang tidak kemas dan rapih atau pakaian yang ala kadarnya, walaupun tidak najis tapi kita depan Tuhan. Bila mau bertemu orang penting saja, kita bersih, wangi, pakai make up sedangkan dengan Allah kita asal-asalan. Secara tidak sadar kita sudah mengecilkan Tuhan atau tidak beradab dengan Tuhan.
7. Kebersihan akal dari ideologi
Zaman solafussoleh dahulu umat Islam tidak ada ideologi-ideologi atau –isme seperti saat ini. Ideologi adalah cara atau sistem hidup yang direka oleh manusia yang tidak ada kaitannya dengan wahyu. Bersih dari Ideologi artinya jangan kita jadikan ideologi sebagai pegangan, sebagai agama,sebagai cara hidup.Tanpa terkecuali, seperti komunis, nasionalis, kapitalis, sosialis, demokrasi dsb. Sebagai ilmu tidak mengapa belajar ideologi, tapi jangan kita jadikan sebagai pegangan hidup. Karena hanya Islam saja merupakan sistem hidup yang diredhai Allah. Begitu juga ekonomi kita, pendidikan kita, hendaklah bersih dari sekulerisme, dari riba, penindasan, terutama pendidikan mesti bersih sebab pendidikan sangat mencorak jiwa pribadi dan pendirian kita. Jangan sampai pendidikan kita bercorak sekuler.
Diatara yang berbahaya dalam pendidikan sekuler yaitu mengesampingkan Tuhan, Allah tidak dimasukkan dalam setiap program pendidikan atau pendidikan tidak dikaitkan dengan Yang Maha Pencipta. Walaupun yang dipelajari perkara yang halal, akan tetapi bisa jadi hasilnya akan menjadi haram bila Allah ditinggalkan atau dikesampingkan.
8.Bersih dari adat.
Sekedar belajar adat tidak mengapa, tapi jangan dijadikan sebagai pegangan. Sebab Islam itu sudah syumul / lengkap / sempurna. Misalnya pembagian harta waris. Di beberapa darah, perempuan mendapat harta lebih banyak dari lelaki bahkan ada yang semua diberikan pada perempuan. Boleh jadi orang yang kawin dengan perempuan dari daerah itu secara tidak sadar dia makan harta haram. Masih banyaklagi contoh adat yang tidak sesuai dengan syariat. Jangan sebut adat bersendi syariat, sebut saja syariat, karena itu adalah dua hal yang berbeda, adat merupakan ciptaan manusia sedangkan Islam adalah dari Allah.
Agama Islam sangat memperhatikan masalah kebersihan. Beberapa buktinya dapat di kemuakakan sebagai berikut :
a. Islam memberikan syarat agar ibadah yang dilakukan seseorang seperti shalat di angap syah, maka harus dilakukan dalam keadaan suci, baik badan, pakaian dan tempat
b. Masalah kebersihan di hubungkan dengan keimanan, suatu masalah yang paling pokok bagi kehidupan seseorang muslim. Kebersihan dalam Islam merupakan bagian tidak terpisahkan dari iman.

 Sesuai Sabda Nabi SAW :

”Kebersihan sebagian dari iman.” (HR. Ahmad)
c. Dalam ajaran Islam banyak dibahas masalah kebersihan dan kesucian, misalnya wudhu, mandi, tayamum dan cara-cara menghilangkan hadast dan najis.
Berdasarkan bukti-bukti diatas jelaslah bahwa masalah kebersihan mendapatkan perhatian yang besar dalam ajaran Islam. Hal ini berarti, menjaga kebersihan merupakan salah satu bentuk pengamalan ajaran tersebut. Oleh karena itu, wajar apabila orang-orang yang selalu menjaga kebersihan dan kesucian lahir dan bathin, sangat dicintai Allah.
· Perhatikan Firman Nya
”.... Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang bertobat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah : 222)
Dengan demikian, menjadi jelas bahwa Islam sangat mementingkan masalah kebersihan. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi orang yang mengaku beriman untuk mengabaikan kebersihan dan kesucian.


C. Peranan Kebersihan Bagi Kehidupan Pribadi dan Masyarakat

1. Peranan Kebersihan bagi kehidupan pribadi :
Manusia mempunyai kewajiban untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, sebab manusia adalah makhluk sosial. Salah satu kegiatan kemasyarakatan yang harus didukung bersama adalah menjaga lingkungan agar tetap bersih. Akan tetapi hal itu sulit terwujud jika setiap anggota masyarakat tidak terbiasa menjaga kebersihan. Dengan perkataan lain, kebersihan lingkungan baru akan dapat di wujudkan bila setiap pribadi juga membiasakan diri untuk mewujudkannya. Dengan demikian kebersihan pribadi memberikan pengaruh penting bagi perwujudan lingkungan masyarakat yang bersih. Dalam sebuah pepatah dikatakan : Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat.
Pepatah ini memberi penegasan bahwa guna menciptakan manusia yang memiliki jiwa sehat maka harus di mulai dengan membangun tubuh yang sehat pula. Sedangkan pembentukan tubuh yang sehat sangat bergantung dengan kebersihan setiap orang. Disinilah arti penting kebersihan bagi kehidupan pribadi. Dalam Islam kebersihan pribadi ini juga menjaga perhatian penting. Bila kita melihat kewajiban melakukan thaharah atau bersuci bagi setiap orang sebelum mengerjakan ibadah, berarti sesuatu itu sangat bermanfat bagi orang yang melakukannya.
a. Memakan Makanan yang Bersih
Mengonsumsi pangan bersih adalah satu perintah Ilahiah yang harus selalu ada dalam kalbu semua makhluk beriman,
"Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu. Dan tidaklah mereka menganiaya Kami, melainkan mereka menganiaya diri mereka sendiri." (al-Baqarah [2]: 57)
"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal dan baik dan apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu." (al-Baqarah [2]: 168)
b. Pakaian yang Bersih
Al-Qur`an juga merujuk pada pentingnya pakaian bersih, Lebih jauh, kebersihan ragawi adalah hal yang penting, sebab hal ini menunjukkan penghargaan seseorang kepada orang lain. Sesungguhnya, penghormatan pada orang lain mensyaratkan pemeliharaan tampilan fisik seseorang. Orang-orang beriman bukan sekadar menghindari kotoran, tapi juga memberikan kesan rapi yang tak mencolok yang memperjelas besarnya rasa hormat mereka kepada orang lain. Salah satu cara untuk menunjukkan rasa hormat adalah memakai pakaian bersih. Melalui Al-Qur`an, Allah memerintahkan kepada kita,
"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah setiap (memasuki) masjid...." (al-A'raaf [7]: 31)
Dalam pemahaman ini, menjaga kebersihan raga dan kerapian serta mengupayakan yang terbaik dalam berbagai hal, merupakan kualitas yang disenangi Allah. Kualitas-kualitas semacam ini tidak diutamakan oleh orang-orang yang bodoh. Nabi kita saw. juga mempertegas pengesahan Allah akan kualitas-kualitas seperti itu,
Kita harus memperhatikan hal berikut ini. Umumnya, setiap orang cenderung untuk berupaya sebaik mungkin memberikan kesan terhadap sesuatu yang mereka anggap penting pada setiap pertemuan dengan orang lain. Demikian halnya orang beriman, sesuai moralitas yang dikehendaki Al-Qur`an, mereka tampak sangat mementingkan kerapian dengan segenap ketelitiannya dengan tujuan untuk menyenangkan Allah.
Orang beriman memang layak mendapatkan surga dan, di dunia ini, mereka terikat untuk selalu berupaya menjaga diri dan lingkungannya agar tetap bersih, sehingga mereka bisa mendapatkan kesucian dan keindahan surga di dunia ini.
kebersihan lingkungan tempat suci yang sejenis (mushala, masjid, majelis taklim,) harus dipelihara, terutama sekali bagi orang-orang beriman lainnya yang hendak menunaikan ibadah untuk mendapatkan ridha Allah. Karena itu, semua orang beriman yang mengikuti langkah Ibrahim a.s. harus menjaga tempat tinggal mereka agar tetap bersih dan rapi, sebab hal itu dapat menyenangkan hati mereka.
Konsep qur`ani tentang kebersihan jelas berbeda dengan pemahaman orang-orang yang tidak beriman. Allah memerintahkan orang-orang beriman supaya "bersih dan suci" baik lahir maupun batin. Dengan kata lain, hal ini bukanlah bersih dalam pengertian klasik atau kuno, melainkan sebuah upaya berkesinambungan.
Menurut kaidah ini, penggambaran Al-Qur`an tentang kehidupan di surga juga bersifat perintah. Lingkungan surga sudah dibersihkan dari segala bentuk kotoran yang dapat kita lihat di sekitar kita. Surga adalah sebuah tempat yang penuh dengan kebahagiaan, dengan kebersihan yang sempurna. Tiap detail yang terwujud di sana berada dalam keserasian yang sempurna dengan setiap detail lainnya. Dalam cahaya ilustrasi seperti ini, insan beriman senantiasa harus berupaya menjaga lingkungan mereka agar bersih dan mengalihkan kenangan mereka pada tempat-tempat yang mengingatkan mereka kepada surga.
2. Peranan Kebersihan Bagi Kehidupan Masyarakat :
Kebersihan lingkungan ini meliputi beberapa tempat, antara lain seperti berikut :
 a. Kebersihan tempat tinggal
Tempat tinggal adalah tempat dimana kita hidup dan berkumpul bersama ayah, ibu, kakak, adik dan lain-lainnya. Di rumah itulah kita tidur, belajar, makan, mandi, berbagi rasa dengan keluarga. Oleh sebab itu agar kita sehat dan betah dirumah maka kebersihan, kenyamanan, kerapian dan keindahan rumah harus selau terjaga dengan baik. Misalnya, kamar tidur kita harus selalu bersih dan rapi, meja belajar dan buku-buku ditata dengan baik agar tidak berserakan disana sini. Halaman rumah, kamar mandi harus selalu diberishkan agar serangga pembawa penyakit seperti lalat dan nyamuk tidak bersarang ditempat – tempat tersebut. Kebersihan tempat tinggal ini sangat penting dan akan memberikan pengaruh positif terhadap keluarga tersebut. Selain untuk menghindari penyakit, kebersihan lingkungan tempat tinggal akan menjadikan penghuninya merasa nyaman, tentram dan damai. Tempat tinggal seperti inilah yang sering dikatakan orang denganungkapan : Rumahku adalah syorgaku.
b. Kebersihan Tempat Ibadah
Tempat – tempat ibadah, seperti Masjid dan Musholla adalah tempat untuk melakukan penyembahan kepada Allah SWT dan kegiatan-kegiatan yang bertujuan baik lainnya. Agar tercipta ketenangan dan kekhusu’an dalam beribadah, maka keberihan tempat ibadah juga mutlak diperlukan. Jika tempat-tempat ibadah tidak terjaga kebrsihannya maka ibadah akan terganggu dan menyebabkan orang enggan untuk datang ketempat tersebut. Menjaga kebersihan Masjid atau Musholla menjadi tanggung jawab seluruh Jama’ah dan masyarakat sekitar. Jadi, meskipun di suatu masjid sudah ada petugas kebersihannya, kita tidak boleh membebankan tanggung jawab menjaga kebersihan masjid itu kepadanya.
c. Kebersihan Tempat Umum :
Tempat Umum artinya tempat-tempat yang biasa dikunjungi dan dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Tempat tersebut bukan milik pribadi misalnya terminal, pasar, stasiun, halte bus, tempat rekreasi dan sebagainya. Tempat umum ini biasanya terdapat diberrbagai tempat – tempat strategis. Tempat-tempat umum harus dijaga kebersihannya. Jangan sampai kita termasuk orang yang mengotori tempat tersebut. Misalnya, kita tidak membuang sampath sembarangan seperti kertas, puntung rokok, bekas bungkus permen dan sebagainya. Sebab hal itu tidak hanya akan mendatangkan berbagai penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat sekitar, tetapi juga menimbulkan bahaya lain seperti banjir, kita mempunyai kewajiban yang sama dengan warga lain untuk mewujudkan tempat umum yang bersih. Bila kewajiban tersebut dapat kita lakukan dengan baik, maka berarti kita telah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain (orang banyak).
Dan Allah SWT pasti akan memberikan balasan (pahala) yang setimpat kepada kita yang telah melakukan sesuatu pekerjaan yang baik itu. Kebersihan tempat-tempat umum sangat penting artinya. Hal ini akan memberikan pengaruh terhadap upaya menumbuhkan citra masyarakat yang ertib dan teratur. Pada umumnya setiap orang sudah tahu (menyadari) manfaat kebersihan dalam kehidupan. Namun pada kenyataannya dimana-mana masih saja kita menjumpai tempat-tempat yang kotor bahkan sangat kotor. Kita pun sering endengar dan membaca berita tentang mewabahnya penyakit akibat dari lingkungan yang tidak bersih. Jadi tidak ada alasan lagi bagi kita, insan-insan beriman bahwa mencintai kebersihan itu adalah suatu keharusan. Bukankah kebersihan itu sebagian dari iman.
d. Kebersihan Lingkungan
Umat Islam sangat berhati-hati dalam menjaga lingkungan terdekat mereka agar tetap bersih. Satu contoh tentang itu disebutkan dalam surah al-Hajj. Allah memerintahkan Nabi Ibrahim a.s. untuk memelihara Ka'bah agar tetap bersih untuk orang-orang beriman yang berdo'a di sekitar tempat itu,
"Dan (ingatlah) ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan), 'Janganlah kamu menyekutukan sesuatu pun dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadah dan orang-orang yang ruku dan sujud.'" (al-Hajj [22]: 26


Tidak ada komentar:

Posting Komentar